Jakarta, sebagai ibu Kota Negara, Kota Metropolitan memiliki daya tarik masyarakat untuk mencari hidup dan mencari penghidupan bagi masyarakat di daerah. Kehadiran mereka di Jakarta menimbulkan permasalahan kependudukan, diantaranya kepadatan penduduk dan kebutuhan akan tempat tinggal. Lahan untuk tempat tinggal di Jakarta, sudah tidak memungkinkan, sehingga daerah di sekitar Bekasi menjadi alternatif penyediaan lahan perumahan. Bekasi sebagai daerah penyangga Ibu Kota menerima dampak tersebut dengan munculnya perumahan-perumahan dan pendatang baru. Dampak tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat Kota Bekasi, salah satu adalah tuntutan untuk penyediaan sarana pendidikan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan pesatnya penduduk usia sekolah sebagai konsekuensi dari bertambahnya jumlah penduduk akibat urbanisasi, sementara penambahan sarana dan prasarana pendidikan terutama jumlah sekolah tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Bekasi pada tahun 1982 rendah, sehingga mendorong Bupati Bekasi, yaitu Bapak Sukomartono mengijinkan kepala Kandepdikbud Kabupaten Bekasi untuk membuka sekolah kelas jauh (filial) bagi SMA. Kebijakan tersebut bertentangan dengan sistem pendidikan di Indonesia, karena tidak ada sekolah kelas jauh (filial) bagi SMA. Menghadapi kondisi demikian Kepala SMA Negeri 1 di Kabupaten Bekasi berinisiatif mempersiapkan untuk membuat sekolah filial SMA Negeri 2, Kepala SMA Negeri 1 membuat persiapan-persiapan yang diperlukan untuk mendirikan sekolah filial. Persiapan awal yang dilakukan adalah lahan yang layak untuk berdirinya sekolah filial disekitar Bekasi Selatan. Pada waktu itu ditawari Perumnas tanahnya cukup memadai seluas 9050 meter persegi, tanah tersebut adalah tanah fasos dan fasum Perumnas. Dengan izin pendirian berdasarkan Daftar Isian Proyek No. 14/XXIII/3/1982 tanggal 11-03-1982, SK Pendirian Mendikbud / tentang pembukaan / peningkatan / penegerian, izin operasional Kepala Bidang Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat, izin bangunan; SK Bupati Kepala Daerah Tk. II Bekasi Nomor : 642/SK.337/PUK/1989 tanggal 13-04-1989 sertifikat tanah nomor : 33.626/II/1992, tanggal 16-09-1992 luas bangunan 6600 meter persegi, luas halaman / kebun : 2450 meter persegi, perubahan nama sekolah: pemberlakuan nomerklatur sekolah SMU Negeri 2 Bekasi menjadi SMA Negeri 2 Bekasi dengan surat edaran Kepala Sekolah Nomor : 114/102.7/SMA.04/1997, tanggal 26 Mei 1997 berlaku mulai : 2 Juni 1997.
Sejak berdirinya sampai dengan sekarang SMA Negeri 2 Bekasi sudah mengalami beberapa kali pergantian pimpinan, yaitu : -
Periode tahun 1982 sampai dengan tahun 1990, Kepala SMA Negeri 2 Bekasi di Jabat rangkap oleh Kepala SMA Negeri 1 Bekasi Ny. Siti Bulan Rasyid . Pada periode 1982 sampai 1984 SMA Negeri 2 Bekasi masih menggunakan fasilitas belajar SMA Negeri 1 Bekasi karena bangunan SMA Negeri 2 Bekasi yang terletak dijalan Tangkuban Perahu Perumnas II Bekasi masih dalam proses pembangunan. Pada tahun 1984 Ny. Siti Bulan Rasyid resmi dilantik menjadi Kepala SMA Negeri 2 Bekasi sedangkan Kepala SMA Negeri 1 Bekasi di Jabat oleh Drs. Maman . Dengan telah selesainya pembangunan gedung SMA Negeri 2 Bekasi dan telah definitifnya Kepala Sekolah maka pada tanggal 2 April 1984 SMA Negeri 2 Bekasi hijrah dari induknya di SMA Negeri 1 Bekasi ke gedung baru di Perumnas II bekasi, tanggal hijrahnya SMA Negeri 2 Bekasi dari SMA Negeri 1 Bekasi inilah yang kemudian dijadikan sebagai tanggal hari jadi SMA Negeri 2 Bekasi. Periode ini merupakan periode peletakkan dasar-dasar manajemen, struktur dan kultur pendidikan yang akan dikembangkan di sekolah. Dengan kondisi sekolah yang masih sangat sederhana karena terbatasnya fsilitas dan sarana pembelajaran, Ny. Siti Bulan Rasyid bersama dewan guru dan staf tata usaha berusaha keras melengkapi sarana prarana, struktur dan instrastruktur yang diperlukan dalam pengelolaan manajemen sekolah yang baik dan ideal, yang diharapkan pada gilirannya akan menghasilkan output yang baik. Upaya beliau ternyata tidak sia-sia, dalam kurun waktu yang relatif singkat SMA Negeri 2 Bekasi berhasil menjadi sekolah yang cukup diperhitungkan kualitasnya di wilayah Bekasi. Prestasi demi prestasi diraih baik dalam bidang akademis, olaraga maupun kesenian serta bidang-bidang lainnya. Animo masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya ke SMA Negeri 2 Bekasi semakin besar maka atas inisiatif Kepala Sekolah dan rekomendasi dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi, SMA Negeri 2 Bekasi membuka kelas jauh (filial) untuk wilayah Pondok Gede yang bertempat di SMP Negeri 1 Pondok Gede yang kemudian menjadi SMA Negeri 5 Bekasi. Padahal sebelumnya pun SMA Negeri 2 Bekasi ditunjuk untuk menjadi tempat proses KBM siswa SMA Negeri 3 Bekasi gedungnya sedang dalam proses penyelesaian di wilayah Pekayon Bekasi Selatan. -
Periode 1990 sampai dengan 1994; pada periode ini SMA Negeri 2 Bekasi di Jabat oleh H.M. Suyud, BA. Dibawah kepemimpinannya SMA Negeri 2 Bekasi terus dikembangkan kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan tuntutan pemerintah daerah dan harapan masyarakat. Pada periode ini pun minat masyarakat Bekasi untuk memasukkan putra-putrinya ke SMA Negeri 2 Bekasi sangat besar sehingga sehingga pemerintah daerah memberikan rekomendasi kepada SMA Negeri 2 Bekasi untuk membuka filial atau kelas jauh di wilayah Jatiasih yang kemudian menjadi SMA Negeri 6 Bekasi. Peningkatan kualitas SDM digalakkan secara besar-besaran, baik dewan guru maupun staf tata usaha dianjurkan untuk melanjutkan studinya sehingga memenuhi standar kualifikasinya masing-masing. -
Periode 1994 sampai dengan 1997; Kepala SMA Negeri 2 Bekasi di Jabat Drs. Romli . Pada periode ini SMA Negeri 2 Bekasi telah betul-betul menjadi terfavorit kedua setelah SMA Negeri 1 Bekasi. Hal ini bisa dilihat dari semakin besarnya minat masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya ke SMA Negeri 2 Bekasi. Atas inisiatif dari masyarakat Bantar Gebang dan berdasarkan rekomendasi dari Wali Kota Bekasi Drs. Nonon Sontani , maka dibukalah kelas jauh SMA Negeri 2 Bekasi untuk wilayah Mustika Sari Kecamatan Bantar Gebang yang kemudian menjadi SMA Negeri 9 Bekasi. -
Periode 1997 sampai dengan 2000; Kepala SMA Negeri 2 Bekasi di Jabat oleh Drs. H. Muhyiddin, MM, MBA. Pada periode ini mulai diterapkan sistem manajemen berbasis sekolah mengingat SMA Negeri 2 Bekasi ditetapkan sebagai sekolah unggulan di Bekasi. Visi dan Misi sekolah mulai dirumuskan, profesionalisme guru lebih ditingkatkan dengan mengirimkan beberapa tenaga guru untuk mengikuti pendidikan latihan dan penataran baik di tingkat daerah, propinsi maupun pusat. SMA Negeri 2 Bekasi semakin menunjukkan dirinya sebagai salah satu sekolah unggulan di Bekasi. Wajar kalau kemudian banyak guru-guru SMA Negeri 2 Bekasi dipercaya untuk memegang jabatan ketua MGMP ditingkat Kabupaten dan Kota Bekasi, bahkan ada diantaranya yang dipercaya untuk mengurus MGMP di tingkat Propinsi Jawa Barat. Beberapa guru pun ada yang ditetapkan sebagai guru inti oleh Kanwil Depdikbud Jawa Barat. Bahkan ada beberapa sekolah swasta di Bekasi yang kepala sekolahnya dipercayakan kepada guru-guru SMA Negeri 2 Bekasi.Hal ini membuktikan keberhasilan pembinaan kepala sekolah terhadap guru dan staf tata usaha dari periode awal sampai sekarang. -
Periode 2000 sampai dengan 2004; Kepala SMA Negeri 2 Bekasi di Jabat oleh Hj. Beah Sulbiah, S.Pd. Pada periode ini upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMA Negeri 2 Bekasi terus dilakukan antara lain dikuranginya jumlah rombongan belajar kelas 1 dari 11 kelas menjadi 9 kelas dalam rangka memenuhi persyaratan akreditas peningkatan kategori dari tipe B ke tipe A. Diharapkan dalam 3 tahun kedepan hanya ada 1 shift rombongan belajar pagi, tidak ada lagi rombongan belajar siang. Sejak diberlakukannya sistem akreditas nasional dalam bidang pendidikan, pada periode inilah SMA Negeri 2 Bekasi diakreditasi dengan hasil A. SMA Negeri 2 Bekasi adalah satu-satunya SMA di Bekasi yang ditunjuk oleh pusat untuk uji coba pelaksanaan kurikulum 2004 yang berbasis pada kompetensi, wajar kalau kemudian SMA Negeri 2 Bekasi dijadikan sebagai rujukan bagi SMA-SMA lainnya di Bekasi dalam pelaksanaan kurikulum 2004. Pemahaman dan pemasyarakatan kurikulum 2004 kepada guru dan orang tua murid dilakukan dengan belalui In House Training dan Training On Trainer. Untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2004 diadakan penambahan-penambahan fasilitas baru seperti ruang media, laboratorium komputer, sistem komputerisasi dalam administrasi penilaian dan pemasangan jaringan internet. -
Periode 2004 sampai dengan sekarang, Kepala SMA Negeri 2 Bekasi di Jabat oleh Hj. Eha Djulaeha, S.Pd. MM. Pada periode ini semua rombongan belajar telah menggunakan kurikulum 2004. Rombongan belajar pun hanya 1 shif pagi tidak ada rombongan belajar siang. Waktu belajar hanya 5 hari mulai Senin sampai Jum'at, kecuali Kelas XII sampai Sabtu karena adanya tambahan jam belajar. Hari Sabtu pagi Kelas X dan XI digunakan untuk remedial dan kegiatan ekstrakurikuler. Kepala Sekolah yang sekarang bertekad untuk lebih meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru dan staf tata usaha sehingga akan terjalin mekanisme kerja yang ideal. Pola-pola manajemen lama yang kurang mendukung terhadap pelaksanaan kurikulum 2004 sedikit demi sedikit diganti dengan pola-pola manajemen baru yang lebih demokratis, diskutif dan partisipatif.
|
its nice article
Salam Antena TV Bagus Wajanbolic
http://antenatv-rakitan.blogspot.com